Rabu, 31 Desember 2014

5 Tren Bisnis Belanja Online di 2015


source=google.com
 Seiring pertumbuhan mobile commerce yang terus mendorong belanja online secara keseluruhan, penjualan e-commerce diperkirakan akan meningkat 20,1% pada akhir 2014 -- melewati angka transaksi USD 1,5 triliun untuk pertama kalinya secara global.

Di Asia Pasifik, pasar e-commerce B2C secara keseluruhan telah tumbuh hampir dua kali lipat dari USD 300 miliar menjadi USD 525 miliar dalam dua tahun terakhir. Sedangkan penjualan e-commerce di Indonesia diharapkan naik 45,1% sebelum tutup buku 2014.

Walaupun rasio pertumbuhan agak menurun pada tahun 2015 secara global, peritel dapat berharap melihat penjualan e-commerce naik 17,7% menjadi USD 1,77 triliun seiring dengan pasar yang semakin matang.

Asia Pasifik diperkirakan akan berkontribusi sebesar USD 680 miliar. Sedangkan Indonesia diharapkan tumbuh USD 10 miliar pada akhir tahun 2015.



Seiring dengan semakin cerdasnya para peritel dalam mencari peluang untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi, tahun depan akan memberikan banyak hasil bagi mereka yang mengambil langkah tepat dan menerapkan strategi baru yang sesuai dengan target untuk memenangkan hati konsumen.

Jelang pergantian tahun, Masaya Ueno, Director of Rakuten Asia Pte Ltd, Head of Business Development Division dan Country Head Indonesia merangkum beberapa prediksinya tentang bagaimana industri ritel global akan berkembang selama 12 bulan ke depan.


1. Peluang & Resiko
Pertumbuhan perdagangan lintas-batas akan semakin cepat pada tahun 2015 sesuai dengan kesempatan yang diberikan para marketplace global kepada konsumennya untuk membeli dari peritel dari mana saja di dunia.

Hal ini membuka jalan bagi merchant yang ingin mengakses pasar dunia dan berekspansi secara internasional, menawarkan peluang untuk pertumbuhan yang signifikan, khususnya bagi pasar-pasar yang lebih kecil di mana lebih sedikit potensi untuk berkembang di wilayahnya.


2. Kesetiaan Konsumen

Dunia ritel dan hiburan yang dulu terpisah kini telah bertaut erat. Konsumen saat ini ingin membeli sebuah pengalaman brand yang merefleksikan gaya hidup mereka, baik online maupun offline.

Untuk mencapai hal ini, peritel telah berusaha mendiversifikasi penawaran mereka, namun seringkali tidak sejalan. Ketika kita memasuki 2015, peritel akan membawa penawaran-penawaran unik mereka di bawah satu atap, baik online maupun di toko pusat.

3. Social Shopping
Social media memainkan peran yang semakin penting dalam proses belanja, mempengaruhi tahapan pencarian produk hingga keputusan pembelian.

Di tahun 2015 nanti, teknik online marketing akan semakin penting untuk meraih mindshare konsumen, melibatkan spektrum kanal sosial yang lebih luas.

Tidak hanya Twitter dan Facebook, tetapi juga aplikasi seperti Viber dan Pinterest, yang memungkinkan interaktivitas yang bahkan lebih tinggi dan juga konten yang lebih kaya.

Dengan konsumen menemukan produk untuk dibeli sambil mereka membagikan gambar dan mengkurasi hal-hal yang mereka sukai, peritel mendapatkan peluang besar untuk membuat shopping sebuah pengalaman yang lebih menghibur dan menyenangkan.

4. m-Commerce Tumbuh Pesat
Seiring bergesernya konsumen online dari belanja melalui desktop ke penemuan produk dan pembelian melalui perangkat mobile, peritel tidak bisa lagi mengabaikan perubahan perilaku konsumen ini.

Di tahun 2014 diperkirakan 25% konsumen di Indonesia menggunakan perangkat mobile untuk berbelanja online. Sementara itu, fenomena mobile-first juga merambah Asia Pasifik dimana pengguna online mengakses internet hanya melalui perangkat mobile.

5. Kompetisi Ketat

Nilai pasar e-commerce USD 680 miliar jelas sangat menggiurkan. Dan pastinya, akan ada kompetisi yang sangat ketat untuk memperebutkannya di 2015 mendatang.
Selain pemain lokal, pemain e-commerce regional dan global bergegas untuk mendapat bagian kue tersebut, dengan membuka cabang lokal atau dengan berinvestasi pada pasar lokal.

Akibatnya, menjadi keharusan bagi merchant online untuk meningkatkan permainan mereka, menggunakan teknologi seperti data analytic untuk mendapatkan wawasan berharga. Berbekal tren pasar dan perilaku konsumen, bisnis dapat membuat penawaran yang unik dan mengembangkan strategi efektif.

Meskipun begitu, kompetisi yang intens juga mendorong inovasi dan kreativitas untuk manfaat jangka panjang untuk keseluruhan industri.

"Dengan pasar e-commerce Indonesia yang diprediksi mencapai USD 10 miliar di tahun 2015, kompetisi akan semakin sengit seiring semakin banyak pemimpin industri yang melihat Indonesia sebagai medan perang berikutnya untuk e-commerce," kata Masaya.

Menurutnya, investasi USD 100 juta yang baru-baru ini digelontorkan oleh Sequoia pada Tokopedia yang mengikuti langkah serupa yang dilakukan pemain besar lainnya, seperti Elevenia (SK Telecom Korea), Lazada (Rocket), dan pemain lokal yang setara seperti Blibli.

Belum lagi adanya pemain raksasa seperti eBay yang menjalin kerja sama dengan Telkom Group lewat portal Blanja.com. Persaingan e-commerce di 2015 pun diyakini akan semakin keras. Namun demikian, peluang tetap terbuka lebar bagi semua.

"Untuk bisa menonjol dalam kompetisi ini menjadi semakin sulit, kecuali bila Anda memiliki proposisi unik untuk merchant dan konsumen,” ujar Masaya seperti detikINET kutip dalam keterangannya.

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar